Pendahuluan
Mikrotik merupakan perangkat jaringan yang banyak digunakan untuk mengelola koneksi internet, salah satunya dalam implementasi IP Hotspot. Dengan fitur yang lengkap dan harga yang relatif terjangkau, Mikrotik menjadi pilihan populer untuk digunakan di berbagai lingkungan seperti kantor, sekolah, dan kafe. Artikel ini membahas spesifikasi perangkat Mikrotik yang mendukung IP Hotspot, topologi jaringan yang optimal untuk pengguna dalam jumlah besar, serta parameter yang digunakan dalam pembatasan bandwidth agar pengguna tetap nyaman.
Spesifikasi Mikrotik untuk IP Hotspot
Salah satu perangkat Mikrotik yang mendukung fitur hotspot adalah Router Wireless RB941-2nD (hAP-Lite). Perangkat ini memiliki berbagai fitur yang memungkinkan pengelolaan jaringan nirkabel dalam skala kecil hingga menengah.
Spesifikasi RB941-2nD (hAP-Lite)
- Processor: 650 MHz
- Port Ethernet: 4 port Fast Ethernet
- Wireless: Built-in 2.4 GHz (802.11 b/g/n)
- Antenna Internal: Dual-Chain 2 x 1.5 dBi
- Storage: 16MB NAND
- RAM: 32MB
- OS: RouterOS dengan lisensi Level 4
- Power Supply: MicroUSB 5V (bisa menggunakan charger smartphone atau power bank)
Harga dan Keunggulan
Perangkat ini memiliki harga sekitar Rp 341.000,00, menjadikannya pilihan yang ekonomis untuk hotspot skala kecil seperti di warung kopi atau kafe kecil. Dengan fitur bawaan RouterOS, perangkat ini memungkinkan pengelolaan koneksi dengan sistem voucher dan pengaturan bandwidth yang fleksibel.
Topologi Jaringan untuk Pengguna dalam Jumlah Besar
Ketika jumlah pengguna mencapai ratusan, konfigurasi jaringan harus diperhatikan agar layanan hotspot tetap optimal. Berikut adalah rancangan topologi yang dapat digunakan untuk menangani banyak pengguna:
Struktur Topologi
- IP Server Mikhmon: 192.168.200.2
- Port 1 Mikrotik: Terhubung ke modem dengan IP dari DHCP Server Modem
- Port 2 dan 3 Mikrotik: Terhubung ke Access Point eksternal
- Port 4 Mikrotik: Terhubung ke komputer server Mikhmon (IP 192.168.200.1/24)
- Bridge Configuration: Port 2, 3, dan WiFi Mikrotik dijadikan satu bridge
Dengan topologi ini, Mikrotik dapat menangani banyak koneksi dengan lebih stabil, terutama dengan tambahan access point eksternal untuk memperluas jangkauan sinyal.
Manajemen Bandwidth untuk Koneksi yang Stabil
Agar pengguna merasa nyaman dalam menggunakan jaringan, pengaturan bandwidth sangat penting. Salah satu parameter yang digunakan untuk pembatasan bandwidth adalah Simple Queue.
Apa Itu Simple Queue?
Simple Queue adalah fitur pada RouterOS yang memungkinkan pengelolaan bandwidth dengan cara yang sederhana, tanpa perlu melakukan packet marking yang kompleks. Penggunaan Simple Queue dapat mengoptimalkan distribusi bandwidth untuk berbagai lingkungan seperti:
- Sekolah: Pembagian bandwidth berdasarkan kebutuhan siswa dan staf.
- Kantor: Prioritas diberikan pada aplikasi bisnis seperti email dan sistem ERP.
- Kafe/WiFi Publik: Pembagian bandwidth agar semua pengguna mendapatkan kecepatan internet yang merata.
Implementasi Simple Queue
Pada RouterOS v6, Simple Queue menggunakan metode Hierarchical Token Bucket (HTB) untuk mengatur upload dan download secara lebih efisien. Konfigurasi dapat dilakukan dengan menentukan:
- Limit bandwidth per pengguna (misalnya 1 Mbps untuk tiap pengguna di kafe)
- Prioritas jaringan untuk layanan tertentu (misalnya lebih banyak bandwidth untuk layanan video konferensi di kantor)
- Batas maksimal total bandwidth yang digunakan untuk mencegah overload jaringan
Dengan Simple Queue, administrator jaringan dapat memastikan bahwa setiap pengguna mendapatkan pengalaman internet yang stabil tanpa satu pengguna pun mendominasi bandwidth yang tersedia.
Kesimpulan
Mikrotik RB941-2nD (hAP-Lite) adalah pilihan yang tepat untuk mengelola jaringan hotspot dalam skala kecil hingga menengah. Dengan spesifikasi yang mendukung fitur hotspot, perangkat ini dapat digunakan untuk layanan WiFi di kafe, sekolah, atau kantor.
Untuk menangani banyak pengguna, perlu diterapkan topologi yang tepat dengan pemisahan jaringan melalui IP Pool, server Mikhmon, serta bridge configuration untuk access point eksternal. Selain itu, penggunaan Simple Queue pada RouterOS sangat disarankan agar bandwidth dapat dibagi dengan lebih efektif dan pengalaman pengguna tetap optimal.
Dengan konfigurasi yang tepat, Mikrotik dapat memberikan layanan hotspot yang stabil dan efisien, baik untuk skala kecil maupun besar.
Komentar
Posting Komentar